Semesta
seringkali mengkotakkan kita atas nama agama
Mengenal
Tuhan berarti sedia menghamba
Tak
percaya Tuhan dianggap nista dan berbeda
Layaknya
rupa balon dan pelangi
Toleransi
kini hanyalah sebuah ilusi
Katamu,
suku dan agama hanyalah penanda
Katanya,
warna kulit dan rupa adalah pembeda
Kemana
lagi aku harus mencari kearifan Tuhan dalam keberagaman ?
Pernah
kulihat semua orang mengelukan cinta
Partikel
paling pentingnya adalah makna
Muaranya
bahagia
Lalu
dimanakah cinta saat tidak ada damai yang mampu dipelihara ?
Lagi
lagi, masih berbicara aku dan mereka dalam frasa yang berbeda.
Perihal
menerima luka dan istimewa
Tentang
belajar bahwa mengalah bukanlah terus merasa kalah,
Terdengar
repertoar sederhana untuk mengubah dunia
Sayang,
kini mudah mengudara begitu saja
Belakangan
kusadari satu hal,
Bukankah
lebih bijak jika kita seperti kembang setaman
Berbagai warnanya memberi rasa
Setiap bentuknya memberi kagum
Bermacam aromanya memberi nyawa
Semuanya akan tercipta saat keberagaman tumbuh bersama
Berbagai warnanya memberi rasa
Setiap bentuknya memberi kagum
Bermacam aromanya memberi nyawa
Semuanya akan tercipta saat keberagaman tumbuh bersama