Sabtu, 07 Mei 2011

Mencari Rupa Sederhana


Hari ini cukup cerah untuk bisa dibilang akhir minggu...

Belum hari minggu memang, akan tetapi bagi saya akhir minggu selalu identik dengan sabtu, karena minggu tidak lagi bisa disebut sebagai akhir minggu, malah jadi awal minggu bagi saya, yah tentunya karena ada tugas dan segalanya membutuhkan persiapan untuk menyambut senin yang ceria dan penuh tantangan maka minggu bagi saya adalah awal minggu...hehehe

Hari ini tidak ada kesibukan yang berarti...

Hanya mengendon di rumah, eh tapi tadi siang pergi jalan-jalan dan makan di tempat favorit, yeee \m/ bersama ibu dan adik, karena ayah sedang keluar kota..

Hmm..

Selama perjalanan tidak ada yang istimewa..

Akan tetapi rasanya refresh, fresh from the oven deh pokoknya...

Kalau ditanya tentang apa yang saya lakukan akhir-akhir ini sebenarnya cenderung tidak produktif pemirsa, hal ini dikarenakan saya tiba tiba MALAS sangat...!!!!

Malas kok dipelihara nit nit *ngmng sama diri sendiri

Emm..sebnarnya kalo dibilang gag ngapa ngapain sama sekali juga enggak sepenuhnya benar, saya masih makan kuliah,mandi, tidur, jalan2, cuma yang dimaksud tidak produktif disini adalah hmm...saya tidak menghasilkan sesuatu karya yang berarti, saya lebih banyak pasif, percaya?hahaha

Yak.. tapi saya memutuskan demikian, karena kadang menjadi seorang pendengar, pengamat banyak membantu saya, dan seringkali saya sadari bahwa menjadi seorang pendengar ternyata jauh lebih sulit daripada seorang pembicara.. *alibi membela diri

Hiya...jreng jreng...

Sebelum saya menulis posting ini saya melihat tivi, bermacam-macam stasiun televisi baik negeri maupun swasta *emang sekolah, menawarkan berbagai macam sajian acara, akan tetapi saya hanya terpincut nih sama yg namanya “TOKYO DRIFT”

Eh sumpah ya, ini film sebenarnya sudah berkali-kali diputer, dan berkali-kali itu pula saya nonton, entah kenapa...

Mobil-mobilnya, tegangnya,harunya, kagumnya itu terussssssss sama...

Tapi anehnya berkali kali saya nonton, baru kali ini saya menangkap sepersekian detik kata-kata yang bagus untuk direnungkan...khususnya buat saya...

Kata ini saya temukan ketika pada saat kak HAN (Sung Kang),*sok kenal, si pemain yang akhirnya meninggal,huhuu

Dia bilang nih sama si.... Lucas Black (Sean Boswell)

HIDUP ITU SEDERHANA, SESEDERHANA KETIKA KITA MENGAMBIL KEPUTUSAN DAN TIDAK PERNAH MENYESALINYA “ (Han, tokyo drift)

Dalam rentang waktu yang hampir menginjak 21 tahun ini, saya dan pasti anda, atau siapapun telah banyak membuat pilihan dalam hidupnya, seperti contohnya memilih jurusan serta universitas tempat kita menimba ilmu (beratttt, baca : kuliah aja biar enteng) ;p.

Ato mungkin seperti saya memilih menjadi seorang jomblowati, itu juga merupakan sebuah pilihan lho..jangan salah...

Kadang kita tidak pernah tahu pasti mengapa kita bisa membuat keputusan seperti itu, memutuskan untuk akhirnya memilih sesuatu yang menurut kita baik untuk kehidupan kita ke depan, kadang kita juga tidak tahu apakah yang kita pilih itu benar atau salah, atau bahkan ketika kita sudah memutuskan untuk memilih, kita dihadapkan pada konsekuensi atas pilihan yang kita buat, yang tidak jarang juga kadang nih ya membuat kita berpikir ulang, dan....menyesal....

Yah.....menyesal...

Hmm...

Banyak orang termasuk saya menganggap hidup itu begitu rumit, penuh lika liku laki laki, *eh, dan semacam teka teki yang penuh misteri yang hanya bisa dipecahkan oleh kita sendiri.

Hidup ini juga kan kaya sinetron. Semua ada scriptnya. Kita Cuma jadi pemain yang tidak pernah tahu scriptnya.

Sebenarnya berbicara tentang hidup, bukanlah keahlian saya karena saya belum lah cukup untuk dikatakan makan asam garamnya kehidupan.. saya masih muda dan masih akan menghadapi perjalanan yang masih panjang.

Jadi belum pantas berbicara lebih jauah tentang hidup....

Hmm...

Seringkali saya bertanya bagaimana bisa menyikapi segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita dengan sederhana, karena rasanya hidup ini bahkan jauh dari kata sederhana itu sendiri...

Bapak Sapardi Joko Damono dalam puisinya yang bertajuk “aku ingin” pun mengungkapakan nya dengan sederhana walaupun maknanya tidak sesederhana tulisannya..

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

*ini adalah puisi favorit saya sejak SMA. Banyak orang menganggap bahwa ini adalah karya KAHLIL GIBRAN, padahal sebenarnya ini adalah karya SAPARDI JOKO DAMONO (SJD) yang dibuat pada 1989 dan dimuat dalam buku kumpulan puisi SJD yang berjudul “Hujan Bulan Juni”...

Begitu seringnya saya mendengar kata sederhana begitu sering pula saya bertanya tanya dan sampai saat ini tidak kunjung mendapat jawabannya. Apakah hidup ini hanya sekedar pilihan hitam dan putih, lantas kemana abu-abu? Lalu apakah semuanya selalu dihadapkan pada pilihan yang biner pula? Lantas kenapa dalam ujian ujian pilihannya pun ada a b c d e...??

Tapi mungkin benar apa yang dikatakan oleh kak Han kepada saya *lhoh

Hidup itu mungkin jauh lebih sederrhana dari sekedar kita memikirkannya, hidup tidak melulu tentang bagaimana kita, siapa kita, tapi lebih kepada apa yang telah kita lakukan dalam hidup ini #tsahhh

Hidup akan banyak sekali menawarkan pilihan-pilihan seperti halnya kertas ujian, tapi sebenarnya hanya akan ada satu jawaban, satu pilihan yang akan kita pilih, yang kita harapkan itu akan benar sehingga kita aka mendapatkan nilai yang memuaskan. Sama halnya seperti hidup, pasti ada alasan akan setiap pilihan yang kita buat.

Tingkat kedewasaan seseorang diukur ketika ia mampu bertanggung jawab akan semua pilihan dalam hidupnya, merujuk kata kak Han lagi, ketika kita sudah membuat pilihan jangan pernah sedikitpun terbesit dalam pikiran kita untuk menyesalinya, karena itulah yang nantinya akan membuat hidup kita menjadi rumit, karena penyesalan..

Ya..sebuah penyesalan dari sebuah pilihan ...


Minggu, 01 Mei 2011

Goresan Kekaguman Untukmu Sahabat


Sudah lama saya berjanji kepada diri sendiri untuk menuliskan cerita ini, kepada kamu, tentang kamu, wahai sahabat. Mungkin cerita singkat ini tak mampu melukiskan atau menggambarkan secara detail tentang kamu, saya, kita, dan tentunya persahabatan kita.

Perkenalan kami dimulai dengan malu-malu sekitar 1,5 tahun yang lalu dan dibuka dengan obrolan yang sangat sederhana. Awalnya kami memang sering sekelas, akan tetapi masih takut rasanya untuk menyapa atau bahkan berbicara padanya di awal-awal semester perkuliahan. Dia tidak pernah datang terlambat dan selalu duduk di barisan paling depan selama perkuliahan. Sedangkan saya selalu datang mepet, dan tidak bisa memilih tempat duduk.Yang kosong ya itulah yang menjadi tempat duduk saya. Sevy Kusdianita namanya, dalam pandangan saya dia adalah seorang yang rajin,aktif, sungguh berbeda dengan saya. Masih ingat rasanya kata yang terucap masing-masing dari kami ketika awal pembicaraan,


Saya : sevy, kamu mau minta tanda tangan dosen ya?

Sevy : iya...km juga...ayok bareng!!


Sungguh sebuah obrolan yang singkat dan sebenarnya tidak banyak arti, karena pada waktu itu memang semua serba kebetulan. Kebetulan yang menyenangkan dan menjadi anugerah bagi saya dapat mengenal teman seperti Sevy ini.


Waktu berjalan begitu cepat, dan entah chemistry apa yang bisa menghubungkan kami. Kami semakin dekat. Kami suka bermain bersama,saling becerita tentang impian kami, membagi masalah yang tengah dihadapi bersama. Sevy sangat berbeda ketika awal saya mengenalnya, dulu saya beranggapan bahwa dia cenderung pendiam, tertutup, biasa saja seperti saya, rajin itu yang paling jelas.

Namun seiring berjalannya waktu dan dengan adanya beberapa kejadian yang silih berganti mampir dalam hidupnya yang hingga saat ini banyak menginspirasi saya, dan saya harap akan menginspirasi semua orang, semua wanita khususnya.


Dalam menghadapi masalah kita seringkali mengeluh, pesimis, putus asa, menyalahkan keadaan atau bahkan lari. Berbeda dengan sevy, saya menyebutnya wonder woman. Bagaimana tidak, ketika itu tepat setahun yang lalu Ibunda Sevy menghembuskan nafas terakhir setelah berjuang untuk melawan kanker paru-paru yang dideritanya. Yang mengejutkan bagi saya sevy tidak pernah bercerita pada siapapun selama ibunya sakit. Ketika saya tanya “mengapa kamu tidak mau bercerita pada kami tentang masalah yang sedang kamu hadapi”. Dia hanya berujar “aku sungguh tidak mau merepotkan ataupun menambah beban pikiran orang lain, yang aku tahu walaupun ini sulit ini kecil kemungkinannya, aku harus berjuang mensupport ibu untuk melawan kanker yang tengah dideritanya”.

Hampir tidak pernah rasanya saya melihat Sevy menyesali ataupun menyalahkan Tuhan atas cobaan yang tengah menimpanya. Dia pun tidak pernah memperlihatkan kesedihannya. Sungguh luar biasa. Bahkan ketika ibunya pun harus pergi meninggalkannya, orang yang selama ini dicintainya, dia pun tidak terus menerus terlarut dalam kesedihannya. Ketika saya bertanya “apa kamu tidak merasa sedih ataupun kehilangan, sev? Menangislah jika itu bisa membuatmu lebih baik tidak selamanya kamu harus menanggung beban itu sendirian, tangis adalah sebuah hal yang wajar kok ketika berada di situasi seperti ini. Dan diapun menjawab, “aku harus tegar nit,aku adalah calon ibu juga nantinya, terlebih sekarang aku akan menjadi ibu bagi adikku, sungguh aku sedih, aku cuma tidak ingin mengecewakan ibu, lagipula Tuhan telah memberiku banyak kenikmatan, dari 1000 kenikmatan yang telah Tuhan berikan Tuhan hanya mengambil 1 kenikmatan, masih 999 kenikmatan lagi yang harus kusyukuri. Semuanya ini memang yang terbaik bagi keluargaku, aku , dan ibu, rasanya tidak tega apabila harus terus menerus melihatnya kesakitan karena kanker”.


Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Sev, telah mempertemukan saya dengan wanita yang tegar, dan tidak pantang menyerah sepertimu. Cita-cita dan impian Sevy tidak pernah berhenti sepertinya, tahun lalu dia mengajak saya dan teman lainnya untuk membantu para siswa di desa Mendek di Kecamatan Lawang, yang tertinggal dalam hal pendidikan. Sevy tidak pernah berhenti memikirkan orang lain, bahkan ketika dirinya sendiri sedang dirundung duka, dia tetap memikirkan kehidupan orang lain. Desa Mendek merupakan desa yang terletak di atas gunung, akses jalanmnya pun tertutup dan sungguh sulit untuk menjangkau fasilitas pendidikan, kesehatan, dan dengan semangatnya Sevy terus berjuang untuk dapat memberikan pendidikan yang sama kepada para siswa disana. Beberapa kali Sevy mengajukan pada donatur mengenai program ini, dan tak sedikit pula ia ditolak. Tapi dia tak pernah berhenti berusaha.

Dia sering mengatakan padaku ketika aku mulai bosan mendengar ceritanya, dia mempersilahkan aku untuk pergi karena seringkali dia mengalami hal seperti itu. Banyak orang yangs ekedar bersimpati lalu pergi. Ketika dia mengatakannya padaku, saya hanya terdiam. Dan apabila saya diberi kesempatan untuk menjawabanya, ketahuilah Sev, tidak pernah sedikitpun terpikir dalam benak saya tentang perasaan bosan saat kita membagi mimpi bersama, saat duka ataupun tawa tak lagi ada dan mengiasi hari-hari kita. Ketika hanya ada hitam dan putih, ataupun bahkan abu-abu sebagai warna dalam hidup ini. Ketahuilah aku tidak akan pergi. Mungkin aku tidak selamanya bisa selalu ada menemanimu dalam mewujudkan semua mimpi, atau bahkan bisa menjadi pengokoh ketika dirimu sedang lemah dan membutuhkan kekuatan.

Terima kasih telah menginspirasi hidup saya dengan semua kegigihanmu, impian cita cita, bahkan dedikasimu pada negeri ini yang tak kenal lelah. Bagi saya kamu adalah seorang wanita kuat dan selamanya akan seperti itu. Di hari Kartini ini, secuil harapan yang mungkin terselip dalam setiap doa, semoga kamu selalu bisa menjadi wanita dan Ibu yang akan menginspirasi tidak hanya saya, tapi juga seluruh wanita. Seorang Kartini yang menerangi kegelapan tidak hanya bagi orang lain akan tetapi untuk dirimu sendiri.




 

Copyright © PRIMADIANA YUNITA. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver