Kamis, 24 November 2011

Rindu Layar Kotak


Lewat layar kotak ini aku titipkan rindu tanpa balas

Mungkin tidak nyata, kuharap kau merasa..

Berkali ku berusaha, untuk merangkai kata yang akhirnya tidak cukup panjang,

Sedikit lelucon kiasan untuk mendekatkan,

Arghhh.....kuharap layar ini dapat disentuh

Mengenyahkan nisbi yang ada menjadi realita

Sabtu, 12 November 2011

Imaji yang Nyata

Kadang-kadang saya bertanya bagaimana rasanya hidup dalam imajinasi.

Serba imajiner? Abstrak?

Hmm..bagaimana kalau sekarang kita mulai bermain peran? Kamu dan aku!

Iyaaa..kita berdua…

Bisa tidak kita bermain sebentar, sebentar saja. Tidak lama…

Kamu jadi pangeran dan aku jadi putrinya seperti cerita di negeri dongeng, mudah kan?

Aku punya kastil, kamu punya si putih yang tangguh dan gagah

Eitsss.. tapi sayang, permainan ini hanya ada di negeri seberang, di negeri kita, kita bisa dibilang tidak waras…

Tapi bagaimana bisa keluar dari kastil ini, pergi bersamamu, menjelajah bersama kuda putih yang menawan itu, bahkan kamu dan aku saja tak punya pedang untuk menyingkirkan semak belukar yang beracun itu.

Semak belukar yang akan menghunus kita pelan-pelan

Atau kita mati berdua saja? Layaknya Romeo dan Juliet, menenggak racun dan selesai. Cinta kita abadi.

Hmmm..

Bahkan dalam imaji saja kita tidak bisa bersatu sayang…

Apalagi yang harus kuceritakan, imajiku berhenti, rasanya lenyap perlahan

Tuhan, boleh saya minta satu hari saja?

satu hari bernama “INI NYATA, BUKAN FIKSI”, hanya milik kami berdua..


Setelah itu kau boleh menentukan takdir kami yang lain.

Jumat, 11 November 2011

Berkompromi dengan hati


Kadang aku iri dengan kenangan..

Yang bisa bisanya melumpuhkan ingatan, bahkan harapan masa depan

Tapi nyatanya dia selalu bisa, selalu bisa menuntunmu kembali, menengok, bahkan mungkin bertahan

Mungkin ini saatnya aku membiarkanmu dan kenangan itu bernostalgia

Dan aku?

Aku akan tetap ada disana, di ujung waktu itu, menunggu senja sembari berkompromi dengan hati.

Sabtu, 05 November 2011

Jangan Pernah Menerka Kapan "Dia" Hadir

Teman saya yang sedang galau tiba tiba bertanya,

Kamu pilih mana nit, jatuh cinta dengan orang yang tepat di waktu yang salah atau jatuh cinta dengan orang yang salah di waktu yang tepat”

Retorika yang sulit buat saya. Dan saya sungguh harus bertapa untuk mampu memilih satu diantara keduanya.

Bagi saya jatuh cinta itu ibarat menulis, di saat yang saya rencanakan untuk menulis sesuatu apapun itu, pasti ujung-ujungnya tak ada satupun kata yang mampu meluncur. Tapi ketika tak ada pikiran bahkan tujuan, tiba tiba tangan ini mampu mengetik dengan luwesnya.

Seakan polos walaupun kadang tak tahu untuk apa setelah itu. Yang saya tahu hanya senang. Sederhana. Simpel.

Mungkin itu juga jawaban saya, tidak ada orang yang salah atau waktu yang membuat hadirnya cinta itu menjadi sia-sia.

Cinta hadir tanpa rencana, bahkan datang tanpa kata dan mengalahkan logika yang ada lebih dahulu, dan bim salabim dia tiba tiba sudah merajai semua sisi tak beraturan di situ, yak di tempat yang paling dekat dengan denyut nadi. HATI.



Jumat, 04 November 2011

Berhenti Di Kamu


“Apa yang salah? Kamu tak bertuan, begitu pula denganku”

“Tak semudah itu”

“Rasaku, rasa yang telah kamu tanam diam-diam di dinding hati ini, semuanya... Ini bukan fatamorgana, aku yakin ”

“Tapi kita tidak sedang beranjak kan? Kita bahkan tak mungkin berlari, kita hanya akan saling menyakiti ”

“Kenapa?” tanyamu.

“Kenapa tak kita coba untuk berjalan, biarlah waktu yang jadi nahkodanya"

“Kamu percaya waktu?dia bisa jadi pembunuh sekaligus pembalik atas semua harapan yang kita bangun. Sudahlah….”

“Kamu tahu kamu lebih indah dari senja yang pernah aku lihat, dan lebih menarik dari hujan yang pernah turun”

“Dan kamu adalah lelaki asing yang merubah imajiku. Aku tak paham astronomi, tapi gugusan bintang setuju membentuk konstelasi rindu kala langitku dan langitmu dipisahkan oleh waktu”

“Kamu… Tubuh ini butuh kamu, tapi aku tak mau lukai kamu”

Kau terdiam, hening. Dan aku merekam bunyi nafasmu. Sebagai pengingat kau adalah udaraku.

Waktu dan ruang seakan menghukumku. Andai bumi tak berputar, andai waktu terhenti. Kuabadikan saat ini.

Hatiku berhenti di kamu. Tapi kupilih detik ini untuk melepasmu. Dan aku akan kembali menggenggam hampa jemari yang berjarak.

 

Copyright © PRIMADIANA YUNITA. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver