Jumat, 29 November 2013

Tentang Pria Bernama BUMI

"Tentang BUMI yang selalu bergerak  mengelilingi matahari sebagai inti"

Kali Ini aku ingin bercerita tentang seorang pria bernama BUMI

Tentang nama ajaib yang akhir-akhir ini sering menggelitik diri

Tentang laki laki yang belakangan aku ketahui bahwa nama itu tidak hanya sekedar kombinasi dari empat huruf B.U.M.I

Tentang pertemuan tidak sengaja kita yang bisa aku sebut sebagai sebuah anomali

Aku mungkin tidak pintar berceloteh mengenai gugusan astronomi

Aku bahkan lebih fasih berbicara mengenai astrologi dan karakter pribadi

Dalam diorama ini aku seolah terikat oleh gravitasi, layaknya bintang yang berputar dalam sebuah galaksi, namamu berasosiasi membuatku meracau sana sini

Menerjemahkan entah apa rasanya ini, rasa keingintahuanku yang mungkin saja datang terlalu dini

Aku mungkin terlalu asyik bermain dengan hujan dan senja, hingga aku lupa bahwa bercerita tentang kamu tidak hanya sekedar mendefinisi, tapi juga berkutat dengan epistimologi

Kamu adalah notasi tanpa denting bunyi, yang menuntun aku untuk keluar dari imajinasi, kemudian mengajakku menjabarkan kamu secara rinci

Kita bahkan belum pernah berinteraksi, anggap saja ini caraku untuk lebih mengenalimu BUMI, dengan mengamati secara hati hati

Maaf jika kali ini aku cukup lancang membicarakanmu tanpa permisi

Sekali lagi ini hanya tentang kekagumanku atas sebuah nama bernama BUMI

 

Senin, 25 November 2013

Tahun Kedua Kita



Kamu adalah salah satu dari sederet nama sederhana yang membuat hariku berlalu tidak biasa
Tingkah lakumu yang tak terduga, membuat debar rasa ini kadang tak tereja bentuknya
Kamu membuat aku percaya bahwa jatuh cinta itu tidak hanya milik para pemuja asmara
Kamu sesederhana harum kue coklat, manis, pahit terkadang, namun selalu aku suka
Kamu adalah hitungan matematika sederhana, sesederhana, satu ditambah satu sama dengan dua
Sesederhana layaknya air hujan yang jatuh dan menempel kemudian mengembun hinggap di atas kaca
Kamu mampu memintal 720 hari bersama tanpa terasa, dan begitu aku berharap untuk seterusnya tanpa tanda koma
Entah aku harus mengatakan apa, tentang semua yang aku rasa, setiap frasa antara kita terlalu manis, dan terlewat tanpa jeda
Bahkan mungkin kalimatku tak mampu menggambarkan buncah sekaligus riang yang sedang terhias di rona wajahku sepanjang selasa di tahun kedua
Terima kasih untuk setiap bahagia tanpa kamuflasa hingga tahun kedua kita
Terima kasih untuk tetap ada di saat yang lain tiada
Terima kasih kamu, Terima kasih telah mencintaiku dengan sederhana dan apa adanya




Pada akhirnya aku mengerti bahwa sebuah rasa tidak selalu berujung pada satu asa yang sama
Ada rasa yang kadang hanya datang dan mengalir pergi begitu saja
Dan ada pula rasa yang akhirnya memilih untuk tetap tinggal diam dan bersemayam di palung hati yang paling dalam

Kepada Senja



Dan kali ini betapa aku sungguh takut,
meminta terlalu banyak pada senja
yang mungkin saja pada saatnya akan terlihat bermuram durja
tidak ada lagi temaramnya
yang ada hanya ilusi hadirnya

senja, kali ini aku tidak meminta banyak kepadamu
yang aku inginkan kau tetap disini
bersama nyalamu
hingga habis waktuku utk mencumbuimu

Senin, 04 November 2013

Lebih dari



Pada pandang yang tak sengaja
Pada mata yang diam diam selalu berusaha untuk mencarinya
Pada kerumitan yang bersebelahan dengan gengsi
Pada rasa yang sebenarnya sudah bersemayam namun tak akan pernah dapat terucapkan
Pada penghujung minggu yang diharap jangan cepat berlalu
Pada detik detik ingin selalu bersama tapi tidak bisa
Pada setiap kata yang tertulis yang tak lagi sadar bahwa anomali ini bukan sebuah kebetulan
Bahwa kamu menginginkannya
Lebih dari sekedar romansa
Lebih dari segala tanda baca
Lebih dari sekedar kata KITA.
 

Copyright © PRIMADIANA YUNITA. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver