Ada kata yang tidak dapat tereja dengan rasa,
Ada rindu yang semakin beku.
Ketika peluk terasa jauh, ketika pulang menjadi setiap angan
di penghujung bulan.
Apa kabar pelukmu disana? Masih hangat seperti dulu?
Atau sudah mulai hampa karena tak terbalas dengan dekap
pula?
Aku rindu setiap pelukmu, peluk terbaik yang pernah aku tahu
Aku merindu suara terbaikmu, berat tapi hangat dalam sapa
Aku rindu mengenggam tanganmu yang dalam hitungan detik
menjadikannya degup yang meletup
Rindu ini semakin membelenggu, merusak otakku
Kita menjadi jarak dalam jangka waktu yang tidak bisa
terjangkau
Berbagai perasaan membuncah hingga pecah dan tumpah
Yang aku ingin hanya kamu,
Entah saat kita mampu beradu tatap dalam temu, atau hanya
berputar-putar dalam pikiran yang semu, kemudian merasai satu masa yang kusebut
tunggu.