Selasa, 14 Januari 2014

Awan dan Hujan


Ada begitu banyak jeda diantara ruang yang memisahkan kita.
Mengeja setiap rahasia-rahasia yang kita selipkan dalam kotak bernama nostalgia.
Di tempat ini, kita pernah menghabiskan waktu bersama, untuk mencoba menyatukan irama.
Rasa itu kembali mewujud rupa tanpa penanda, rasanya begitu bahagia ketika canda mengalir begitu saja selama kita bersama.
Namun rasa itu tiba-tiba kehilangan pijaknya,
Ketika menyadari kamu dan aku yang tidak lagi dalam satu klausa bernama kita.
Bahkan tidak akan pernah ada untuk selamanya.
Menyembunyikan debar rahasia di dalam elegi putus asa yang entah akan jadi seperti apa pada akhirnya.
Menelusuri kenangan yang akhirnya harus terhenti karena dihadapkan adanya pilihan dari kenyataan.
Rasanya ternyata menyakitkan, ketika harus mengakhiri kebersamaan yang baru saja mulai untuk dinarasikan.
Aku bertanya pada awan tentang rasanya harus menghilang ketika diganti dengan hujan.
Pada akhirnya, semakin aku mencarinya, semakin jauh jawabannya. 
Semakin aku mengejarnya, semakin tak berhenti aku bertanya.
Lalu mengapa kita tidak seperti awan dan hujan, bertemu untuk kemudian saling melupakan.




 

Copyright © PRIMADIANA YUNITA. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver