Jumat, 15 Desember 2017

Rupa Keberagaman



Semesta seringkali mengkotakkan kita atas nama agama
Mengenal Tuhan berarti sedia menghamba
Tak percaya Tuhan dianggap nista dan berbeda

Layaknya rupa balon dan pelangi
Toleransi kini hanyalah sebuah ilusi

Katamu, suku dan agama hanyalah penanda
Katanya, warna kulit dan rupa adalah pembeda
Kemana lagi aku harus mencari kearifan Tuhan dalam keberagaman ?

Pernah kulihat semua orang mengelukan cinta
Partikel paling pentingnya adalah makna
Muaranya bahagia
Lalu dimanakah cinta saat tidak ada damai yang mampu dipelihara ?
Lagi lagi, masih berbicara aku dan mereka dalam frasa yang berbeda.

Perihal menerima luka dan istimewa
Tentang belajar bahwa mengalah bukanlah terus merasa kalah,
Terdengar repertoar sederhana untuk mengubah dunia
Sayang, kini mudah mengudara begitu saja

Belakangan kusadari satu hal,
Bukankah lebih bijak jika kita seperti kembang setaman
Berbagai warnanya memberi rasa
Setiap bentuknya  memberi kagum
Bermacam aromanya memberi nyawa
Semuanya akan tercipta saat keberagaman tumbuh bersama
 

Copyright © PRIMADIANA YUNITA. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver