Senin, 02 Agustus 2010

BUKAN CINTA MELULU

HOPLA!!

Suda sedikit menghilang dari kancah perblogan tanah air. Membuat saya sedikit kangen,
Untuk menulis, mencurahkan isi hati tepatnya, uneg uneg,,,Beberapa kejadia
n yang saya alami, kadang ingin saya tulis disini, ingin saya kenang dan abadikan, tapi rasanya tidak mungkin...

Hmmm..
Tulisan kali ini, sedikit terinspirasi dengan percakapan
saya dan seorang teman kuliah saya yang sedang terjangkiti virus C.I.N.T.A.


Virus yang satu itu memang tidak sekedar virus biasa, bukan hanya bintang lho yang ada ‘tidak’ biasanya. Lebih kejam daripada virus flu babi, atau anthrax. Karena hampir semua orang pernah merasakannya.....(mungkin).

Saya bukan seorang pujangga cinta, juga masih belum mengerti sepenuhnya tentang yang namanya cinta. Masih tabu rasanya untuk membicarakannya. Atau anggap saja yang saya lakukan ini, layaknya seorang anak kecil yang mencoba caranya jalan, seorang anak manusia yang berusaha meraba tentang CINTA.

HOHO..

Mungkin banyak orang yang mendefinisikan tentang cinta itu sendiri, bermacam macam definisinya, bermacam macam kasus pula yang ditimbulkan dari satu kata yang kadang saya sulit untuk mengatakan dan mengerti, memahami artinya secara harfiah.

JATUH CINTA, PUTUS CINTA, KARENA CINTA, CINTA BUTA, CINTA APA DANYA, CINTA TULUS, CINTA SUCI...

Ah saya tidak mengerti,

Ungkapan yang menarik dari seorang teman,


Ketika saya bertanya tidak jelas layaknya anak kecil bertanya pada ibunya “ma mama...ato bu ibu... balon itu apa si ma? Kenapa kok bisa terbang?


Itu sama halnya ketika saya bertanya kepada seorang teman tentang apa itu cinta, dan kenapa banyak orang yg membicarakannya. Bedanya kalau ibu-ibu ditanya anaknya bakal berusaha untuk menjelaskannya, nah kalau teman saya malah membuat saya semakin bertanya tanya, “Suatu hari nanti kamu akan mengerti, cinta itu apa”. Sepertinya teman saya ini tidaklah cocok menjadi seorang ibu, terang saja lha emang dianya cowok, jadi bapak dong pasti...hahahaha.



Hmmm....Suatu hari..

Kenapa harus nunggu suatu hari. Bukankah suatu hari itu tidak pasti kapan tepatnya. Suatu hari apa? Suatu hari ketika saya berjalan, suatu hari ketika saya sedang ngelamun. Benar benar aneh.


Lantas saya berfikir, bukankah cinta itu untuk dirasakan bukan untuk dipahami. Apabila benar ada yang namanya pemahaman tentang cinta, pastilah itu butuh 22-25 sks untuk mempelajarinya. Hahahaa...


Lanjut ke teman saya, mendengar pernyataan saya yang sedikit polos, lugu, cenderung tidak nyambung malah, teman saya lantas mengatakan, “disaat kamu merasakan itulah kamu akan mengerti”.


Disini saya semakin bingung, sepertinya teman saya itu sukanya main teka teki silang, tebak tebakan, atau malah mungkin dia suka bermain hide and seek atau kata orang Malang sering bilang main jumprit singit. Ungkapan teman saya itu mungkin sederhana. Tapi entah mengapa saya jadi berfikir, ungkapan itu tidak sesederhana seperti tulisannya, punya arti lebih. Seperti labirin yang mbulet, menurut saya, atau dalam bahasa aremanya tewur.


Benarkah cinta diatas segalanya????


Itu adalah pertanyaan mendasar saya setelah obrolan malam tidak jelas itu.

*thanks to makruf

Kenapa pertanyaan itu muncul..

Sesungguhnya saya sering mendengar tentang ungkapan ungkapan bahwa hidup ini penuh dengan cinta. Segala sesuatu di hidup kita ini tentang cinta dan kasih sayang. Hidup ini dimulai dengan cinta dan selalu penuh dengan cinta. Tentang cinta seorang ibu pada anaknya. Kata orang juga katanya katanya..Hehehe.

Kalaulah cinta memang sangat amat melekat dalam hidup kita, kita terlahir dan hidup di dunia ini karena cinta bukan.


Tapi saya sering bingung ketika cinta yang katanya universal itu mendadak menjadi sesuatu yang seringkali diagung agungkan oleh para pemuja cinta, bahkan anak SD aja sudah nyanyi C.I.N.T. A nya d bagindas. Satu kata sederhana sebenarnya tapi kaya makna.


Saya rasa ketika berbicara tentang cinta tidak selamanya kita harus terpaku dengan romantisme, dan sadisme cinta itu sendiri. Tapi lebih dari itu, saya melihat disini, Cinta itu sendiri mengajarkan kita sesuatu tentang memberi dan menerima, take and give.


Tentang bagaimana kita tidak egois, dan selalu bertanya apa yang sudah kita beri, bukan apa saja yang sudah kita dapat. Saya tahu, sangat tahu bahkan kalau tidak hanya itu saja bagian atau remeh temeh tentang cinta. Banyak hal sebenarnya yang dapat kita ambil dan pelajari dari kata universal itu.

Kenapa yang ingin saya tulis tentang ini, hehehe

Ini sebenarnya karena saya tersindir oleh pertanyaan yang lagi lagi dilontarkan oleh teman saya itu..

“Kamu milih mencintai apa dicintai nit?”

Dengan sangat bersemangat saya menjawab....


”Ya jelas pilih dicintai lah,,,klo mencintai kita kan belum tentu dicintai, tapi klo dicintai kita bisa saja nanti berbalik mencintai..”


Saya pikir itu adalah jawaban terlogis dari seorang wanita egois..

*sambil nunjuk diri...

Hmmm..

Jika diusut, dan ditelaah jauh lebih dalam, jawaban saya sebenarnya sangat bertentangan bukan dengan salah satu statement dari cinta itu sendiri yang notabene tidak mengajarkan keegoisan. Tapi sebaliknya kebersamaan, saling melengkapi, saling saling pokoknya.

Hmm..

Satu hal yang ingin saya sampaikan disini. Hidup ini memang tidak bisa terlepas dari apa yang namanya Cinta. Pastilah menderita rasanya apabila dalam hidup kita sampai dengan detik ini, tidak pernah merasakan dicintai, mencintai, memberi cinta, menerima cinta, hidup dan tumbuh bersama orang orang yang mencintai dan yang kita cintai. Sahabat, teman, ibu, ayah, saudara, dan orang orang di sekeliling kita itulah Cinta kita.

Cinta tidak hanya sempit dan sebatas ungkapan perasaan antara seorang pria kepada seorang wanita, atau hanya milik orang orang yang berlainan jenis yang sedang dimabuk cinta hingga tergila gila. Cinta itu milik siapa saja, merupakan sebuah fitrah dan selalu ada bahkan bersemayam dalam tiap nadi dan nafas kita bukan?


Cinta juga tidak dapat menjadi alasan untuk menutup mata. Tidak melihat dunia yang sesungguhnya.
Sesungguhnya masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta. Seperti kata Maliq and D’Essentials buka mata hati telinga. Tuhan menciptakan Cinta bukanlah untuk menjadikan kita buta, tuli, atau mati rasa terhadap apa yang ada akan tetapi justru sebaliknya.

Itulah sedikit celoteh saya malam ini, saya ingin berterima kasih kepada teman teman saya, hehehe. Yang sudah mau dan rela menemani saya melekan bahasa jermannya, begadang untuk istilah dangdutnya, dan insomnia dalam kamus saya.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © PRIMADIANA YUNITA. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver