Ada yang lebih sakral dari sebuah kerinduan yang tak
menemukan jalan,
dan ada yang lebih syahdu dari sekedar bertemu
Aku menamainya sebagai sebuah percakapan.
Bersenyawa dalam segelas coklat dan teh hangat yang diramu
dengan debar yang tak berkesudahan
Kamu dan aku membisu, terpaku dalam ragu.
Pada sepasang kursi yang diam diam mulai bosan memandangi
frasa tanpa adegan
Menyelinapkan sebuah tanya yang semakin tak kuasa untuk aku utarakan
“apakah kita akan menuju kesana ?” tanyaku
Kamu pun masih larut dalam diammu yang tak berkesudahan.
Jujur saja sore itu aku mulai kehilangan harapan,
aku bersiap untuk meruntuhkan segala impian yang selama ini
aku gantungkan,
aku mulai hilang kesabaran. Sungguh.
Tiba tiba saja, “aku tidak ingin kamu pergi lagi, aku ingin kamu selalu disini. Entah apa itu menjawab
pertanyaanmu, tapi hanya itu yang aku tau “, jawabmu.
Ketakutan seketika sirna, berganti dengan dekapan kemudian
sebagai jawaban atas segala kegundahan yang akhirnya menemukan jalan pulang.