Minggu, 01 Mei 2011

Goresan Kekaguman Untukmu Sahabat


Sudah lama saya berjanji kepada diri sendiri untuk menuliskan cerita ini, kepada kamu, tentang kamu, wahai sahabat. Mungkin cerita singkat ini tak mampu melukiskan atau menggambarkan secara detail tentang kamu, saya, kita, dan tentunya persahabatan kita.

Perkenalan kami dimulai dengan malu-malu sekitar 1,5 tahun yang lalu dan dibuka dengan obrolan yang sangat sederhana. Awalnya kami memang sering sekelas, akan tetapi masih takut rasanya untuk menyapa atau bahkan berbicara padanya di awal-awal semester perkuliahan. Dia tidak pernah datang terlambat dan selalu duduk di barisan paling depan selama perkuliahan. Sedangkan saya selalu datang mepet, dan tidak bisa memilih tempat duduk.Yang kosong ya itulah yang menjadi tempat duduk saya. Sevy Kusdianita namanya, dalam pandangan saya dia adalah seorang yang rajin,aktif, sungguh berbeda dengan saya. Masih ingat rasanya kata yang terucap masing-masing dari kami ketika awal pembicaraan,


Saya : sevy, kamu mau minta tanda tangan dosen ya?

Sevy : iya...km juga...ayok bareng!!


Sungguh sebuah obrolan yang singkat dan sebenarnya tidak banyak arti, karena pada waktu itu memang semua serba kebetulan. Kebetulan yang menyenangkan dan menjadi anugerah bagi saya dapat mengenal teman seperti Sevy ini.


Waktu berjalan begitu cepat, dan entah chemistry apa yang bisa menghubungkan kami. Kami semakin dekat. Kami suka bermain bersama,saling becerita tentang impian kami, membagi masalah yang tengah dihadapi bersama. Sevy sangat berbeda ketika awal saya mengenalnya, dulu saya beranggapan bahwa dia cenderung pendiam, tertutup, biasa saja seperti saya, rajin itu yang paling jelas.

Namun seiring berjalannya waktu dan dengan adanya beberapa kejadian yang silih berganti mampir dalam hidupnya yang hingga saat ini banyak menginspirasi saya, dan saya harap akan menginspirasi semua orang, semua wanita khususnya.


Dalam menghadapi masalah kita seringkali mengeluh, pesimis, putus asa, menyalahkan keadaan atau bahkan lari. Berbeda dengan sevy, saya menyebutnya wonder woman. Bagaimana tidak, ketika itu tepat setahun yang lalu Ibunda Sevy menghembuskan nafas terakhir setelah berjuang untuk melawan kanker paru-paru yang dideritanya. Yang mengejutkan bagi saya sevy tidak pernah bercerita pada siapapun selama ibunya sakit. Ketika saya tanya “mengapa kamu tidak mau bercerita pada kami tentang masalah yang sedang kamu hadapi”. Dia hanya berujar “aku sungguh tidak mau merepotkan ataupun menambah beban pikiran orang lain, yang aku tahu walaupun ini sulit ini kecil kemungkinannya, aku harus berjuang mensupport ibu untuk melawan kanker yang tengah dideritanya”.

Hampir tidak pernah rasanya saya melihat Sevy menyesali ataupun menyalahkan Tuhan atas cobaan yang tengah menimpanya. Dia pun tidak pernah memperlihatkan kesedihannya. Sungguh luar biasa. Bahkan ketika ibunya pun harus pergi meninggalkannya, orang yang selama ini dicintainya, dia pun tidak terus menerus terlarut dalam kesedihannya. Ketika saya bertanya “apa kamu tidak merasa sedih ataupun kehilangan, sev? Menangislah jika itu bisa membuatmu lebih baik tidak selamanya kamu harus menanggung beban itu sendirian, tangis adalah sebuah hal yang wajar kok ketika berada di situasi seperti ini. Dan diapun menjawab, “aku harus tegar nit,aku adalah calon ibu juga nantinya, terlebih sekarang aku akan menjadi ibu bagi adikku, sungguh aku sedih, aku cuma tidak ingin mengecewakan ibu, lagipula Tuhan telah memberiku banyak kenikmatan, dari 1000 kenikmatan yang telah Tuhan berikan Tuhan hanya mengambil 1 kenikmatan, masih 999 kenikmatan lagi yang harus kusyukuri. Semuanya ini memang yang terbaik bagi keluargaku, aku , dan ibu, rasanya tidak tega apabila harus terus menerus melihatnya kesakitan karena kanker”.


Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Sev, telah mempertemukan saya dengan wanita yang tegar, dan tidak pantang menyerah sepertimu. Cita-cita dan impian Sevy tidak pernah berhenti sepertinya, tahun lalu dia mengajak saya dan teman lainnya untuk membantu para siswa di desa Mendek di Kecamatan Lawang, yang tertinggal dalam hal pendidikan. Sevy tidak pernah berhenti memikirkan orang lain, bahkan ketika dirinya sendiri sedang dirundung duka, dia tetap memikirkan kehidupan orang lain. Desa Mendek merupakan desa yang terletak di atas gunung, akses jalanmnya pun tertutup dan sungguh sulit untuk menjangkau fasilitas pendidikan, kesehatan, dan dengan semangatnya Sevy terus berjuang untuk dapat memberikan pendidikan yang sama kepada para siswa disana. Beberapa kali Sevy mengajukan pada donatur mengenai program ini, dan tak sedikit pula ia ditolak. Tapi dia tak pernah berhenti berusaha.

Dia sering mengatakan padaku ketika aku mulai bosan mendengar ceritanya, dia mempersilahkan aku untuk pergi karena seringkali dia mengalami hal seperti itu. Banyak orang yangs ekedar bersimpati lalu pergi. Ketika dia mengatakannya padaku, saya hanya terdiam. Dan apabila saya diberi kesempatan untuk menjawabanya, ketahuilah Sev, tidak pernah sedikitpun terpikir dalam benak saya tentang perasaan bosan saat kita membagi mimpi bersama, saat duka ataupun tawa tak lagi ada dan mengiasi hari-hari kita. Ketika hanya ada hitam dan putih, ataupun bahkan abu-abu sebagai warna dalam hidup ini. Ketahuilah aku tidak akan pergi. Mungkin aku tidak selamanya bisa selalu ada menemanimu dalam mewujudkan semua mimpi, atau bahkan bisa menjadi pengokoh ketika dirimu sedang lemah dan membutuhkan kekuatan.

Terima kasih telah menginspirasi hidup saya dengan semua kegigihanmu, impian cita cita, bahkan dedikasimu pada negeri ini yang tak kenal lelah. Bagi saya kamu adalah seorang wanita kuat dan selamanya akan seperti itu. Di hari Kartini ini, secuil harapan yang mungkin terselip dalam setiap doa, semoga kamu selalu bisa menjadi wanita dan Ibu yang akan menginspirasi tidak hanya saya, tapi juga seluruh wanita. Seorang Kartini yang menerangi kegelapan tidak hanya bagi orang lain akan tetapi untuk dirimu sendiri.




4 komentar:

A. Hermana mengatakan...

assalamualaikum...
wah..wah..perkenalan yang hebat ya.
salam

Sevy Kusdianita mengatakan...

gludak! apa ini????!!!!

Ninda Rahadi mengatakan...

wah teman yang kuat... tidak salah membuat kamu terinspirasi, semoga kamu juga bisa kuat seperti dia.. hidup terlalu maha jiwa hanya dilewatkan untuk mengeluh

PRIMADIANA YUNITA mengatakan...

@neng rara : walaikumsalam, terimakasih

@sevy elek : gag tw wek ;p

@mbak ninda : iya terima kasih ya mbak, mbak juga menginspirasi saya kok, :))

Posting Komentar

 

Copyright © PRIMADIANA YUNITA. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver