Jumat, 04 November 2011

Berhenti Di Kamu


“Apa yang salah? Kamu tak bertuan, begitu pula denganku”

“Tak semudah itu”

“Rasaku, rasa yang telah kamu tanam diam-diam di dinding hati ini, semuanya... Ini bukan fatamorgana, aku yakin ”

“Tapi kita tidak sedang beranjak kan? Kita bahkan tak mungkin berlari, kita hanya akan saling menyakiti ”

“Kenapa?” tanyamu.

“Kenapa tak kita coba untuk berjalan, biarlah waktu yang jadi nahkodanya"

“Kamu percaya waktu?dia bisa jadi pembunuh sekaligus pembalik atas semua harapan yang kita bangun. Sudahlah….”

“Kamu tahu kamu lebih indah dari senja yang pernah aku lihat, dan lebih menarik dari hujan yang pernah turun”

“Dan kamu adalah lelaki asing yang merubah imajiku. Aku tak paham astronomi, tapi gugusan bintang setuju membentuk konstelasi rindu kala langitku dan langitmu dipisahkan oleh waktu”

“Kamu… Tubuh ini butuh kamu, tapi aku tak mau lukai kamu”

Kau terdiam, hening. Dan aku merekam bunyi nafasmu. Sebagai pengingat kau adalah udaraku.

Waktu dan ruang seakan menghukumku. Andai bumi tak berputar, andai waktu terhenti. Kuabadikan saat ini.

Hatiku berhenti di kamu. Tapi kupilih detik ini untuk melepasmu. Dan aku akan kembali menggenggam hampa jemari yang berjarak.

2 komentar:

buncol mengatakan...

emang untuk memilih yang terbaik itu butuh pengorbanan dan keberanian. btw, kamu ngomongin long distance ini ya?

buncol mengatakan...

emang untuk memilih yang terbaik itu butuh pengorbanan dan keberanian. btw, kamu ngomongin long distance ini ya?

Posting Komentar

 

Copyright © PRIMADIANA YUNITA. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver